Kisah Pilu Mahasiswa Udayana: Tekanan Hidup, Bullying, dan Akhir yang Menggetarkan Hati
Peristiwa memilukan terjadi di lingkungan Universitas Udayana, Bali. Seorang mahasiswa bernama Timothy Anugerah, yang dikenal sebagai pribadi baik dan pendiam, dikabarkan mengakhiri hidupnya dengan cara tragis setelah melompat dari salah satu gedung kampus.
Menurut keterangan sejumlah rekan, sebelum kejadian, Timothy sempat menunjukkan perubahan sikap — lebih sering menyendiri dan terlihat murung. Namun, tidak banyak yang mengetahui beban apa yang ia pikul selama ini. Saat kabar duka itu menyebar di media sosial, alih-alih mendapatkan empati, muncul sejumlah komentar bernada ejekan yang justru memperparah suasana.
Fenomena ini kembali membuka mata publik tentang betapa pentingnya kesehatan mental di kalangan mahasiswa. Tekanan akademik, tuntutan sosial, dan rasa kesepian sering kali menjadi beban yang tak terlihat, namun bisa berdampak sangat dalam.
Kasus Timothy menjadi pengingat bahwa setiap orang sedang berjuang dengan cara masing-masing. Alih-alih menghakimi, sudah seharusnya kita menumbuhkan empati dan menjadi ruang aman bagi teman atau kerabat yang tampak sedang kesulitan.
Universitas Udayana sendiri menyampaikan belasungkawa mendalam atas kehilangan ini dan mengimbau agar civitas akademika lebih peduli terhadap isu kesehatan mental.
Semoga kepergian Timothy menjadi pelajaran bagi kita semua tentang pentingnya mendengarkan, memahami, dan saling mendukung — karena satu kata empati bisa menyelamatkan nyawa seseorang yang tengah berjuang dalam diam.